Monday, July 31, 2017

MONEY

Sepenting apa sih uang buatmu?
Kamu. 
Iya kamu yang lagi baca tulisanku.. hehe
Pertanyaan berikutnya, punya uang nggak kamu? Dan mau uang nggak kamu? Mau?? Beneran mau?? Klik dibawah ini. (itu mah tulisan di blog sebelah, mau di klik sampe gila ya nggak bakal keluar duitnya)

Aku nulis ini bukan untuk bagi-bagi uang buat kamu (jangan kecewa ya, dan jangan di close buru-buru, kali aja bermanfaat). Disini aku mau berbagi cerita hidupku, tentang uang.
Tulisan ini berbau pribadi dan sensitif ya, pribadi karena aku nggak pernah share hal ini kecuali sama Tuhan, jadi disini tokoh nya ya aku dan yang terdekat denganku, dan senstif ini masalah duit, (just kidding hehe) sensitif karena mungkin ditulisan ini kalian bakal menganggap aku freak or over religious dan nggak masuk akal. Emang Bener. Emang hidup gue nggak masuk akal dunia.

Malem ini aku ngecek saldo di rekeningku, Praise God aku udah gajian. Beberapa hari belakangan ini aku kepikiran tentang uang . kalau kalian baca tulisanku sebelumnya tentang kerja, inti dari kerja apa sih? Cari uang kan, jadi bisa dikatakan kalau aku galau tentang kerjaan, itu karena aku masih butuh duit. Kecuali kalo nggak kerjapun aku bisa dapet uang, tulisanku tentang KERJA nggak akan pernah ada.

Beberapa hari yang lalu aku berpikir dan merenung, kenapa kok nasib kerjaanku gini banget ya, bahkan aku sempet dipecat, pasti ada yang nggak bener dalam hidup dan hatiku. Ini jadi perenungan berat di hatiku. Aku tipikal orang yang kalau ada beban atau masalah, aku selalu curhatin sama Tuhan, aku bawa dalam doa, aku baca kitab suci, dan aku dengerin kotbah-kotbah pendeta (because iam Christian). Banyak hal yang nggak bisa aku share ke manusia , pertama karena aku nggak percaya sama orang yang kedua aku nggak tau gimana caranya, aku ngerasa lebih bebas share dengan Tuhan everthing what I feel, aku ngerasa bisa lebih lega dan lebih jujur, walau aku nggak tau sebenernya Tuhan komentar apa dari curhatanku.
Nah disaat aku baca kitab suci, kok tau-tau rasanya jadi fokus sama ayat tentang  persembahan, dan ini seirama dengan kotbah yang aku denger, tentang persembahan. Nah lho, mungkin ini kesalahanku, aku terlalu pelit sama Tuhan, aku pelit sama Pemberi dari semua yang aku dapet. Dulu waktu awal kerja, aku ngasih persembahan sulungnya nggak yang terbaik, nggak terbaik itu maksudnya aku dapetnya berapa, tapi ngasih nya berapa. Padahal kan Tuhan bilang, persembahan sulung adalah persembahkanlah yang terbaik. Dan yang aku lakukan, malah yang terbaik buat aku (dalam hal ini terbaik bagiku adalah yang banyak), dan yang dikit buat Tuhan. Jadi aku memberikan korban persembahan tapi nawar ke Tuhan. Begini ceritanya, waktu pertama masuk kerja, aku masuk di pertengahan bulan, dan aku gajiannya di rapel dibulan berikutnya, jadi langsung dapet 1,5 bulan gaji, nah yang aku persembahin Cuma yang ½ bulan gaji. Sebenernya secara manusiawi, gaji pertamaku itu yang setengah bulan khan? bener kan? Yang bilang bener, berarti pelit. Sama kayak aku.. hehe. Sebenernya ini bukan perkara bener atau salah, tapi perkara hati, lu mau ngasih yang terbaik buat Tuhan atau buat diri lu sendiri. Seorang pernah bilang, banyak sedikitnya persembahan itu bukan dari seberapa banyak nominal yang kita kasih, tapi seberapa banyak yang sisa buat diri kita sendiri.

 Lanjut ya, akhirnya tadi di atm, aku  berikan semua (100%) gajiku sebagai persembahan, di atm uangku sekarang cuma tinggal sekitar 100 ribuan, dan aku nggak tau itu bisa diambil apa nggak.
Kalian mau tau rasanya? Mau tau Berat nggak melakukannya? IYA! Berat banget!!
Waktu aku ngelihat angka itu, rasanya eman-eman, mau mencet nominal transfer ragu-ragu, bahkan hamper nangis. Aku juga butuh uang, aku punya kebutuhan yang harus aku penuhi, aku punya cicilan, aku punya keinginan. But I did it guys!! Praise God
aku transfer uang itu ke TSOL (The School Of Life) suatu tempat yang menampung orang-orang yang dibuang. Iya dibuang dengan sengaja. Isinya orang-orang gila, cacat dan anak yang tidak diingini kelahirannya, dan kamu tau siapa pendirinya? Siapa yang bertanggun jawab ngebiayain makan dan tempat tinggal, bahkan sekolah mereka? Seorang wanita buta!

Setelah memberikan persembahan, rasanya lega banget, hati rasanya adem, feel better. Aku jadi ngerasa damai, nggak over wooried lagi. Tau nggak sih saat kita memutuskan untuk memberikan/ melepaskan sesuatu yang penting atau sangat penting dari hidup kita, kamu akan merasa pasrah dan berserah karena kamu tahu kamu nggak punya apa-apa lagi ditanganmu. Dan hanya ngelihat Tuhan,dan bilang terserah Engkau saja Tuhan, Engkau yang punya hidupku.
Dan aku jadi nggak merasa terikat dengan uang, nggak terikat dengan uang itu sama aja nggak terikat dengan dunia. You know why? Karena didunia ini uang, uang, uang masih menjadi bosnya. Orang rela lakuin apapun demi dapet uang. Siapa punya uang, dia yang jadi bos nya.
Sekarang Jadi merasa rebih rileks. Mungkin sedikit demi sedikit aku akan melepaskan apa yang aku cintai, apa yang aku genggam terus, sampai hanya tangan Tuhan saja yang aku pegang erat, bukan berkat-berkatnya yang aku jadikan pegangan, tapi tangan-Nyalah yang aku jadikan pegangan dalam hidupku.

Semoga persembahanku ini berkenan di hati Tuhan.. AMIN. 

No comments:

Post a Comment