Sunday, July 30, 2017

Life is too short to fill with complain (part II)

Semua yang gue terima 100% give dari Tuhan. dan beberapa give itu,  gue sendiri yang minta. Dititik ini gue cerita, gue mersa sebagai orang yang paling berdosa, yang nggak mau dan nggak bisa mensyukuri apa yang udah Tuhan berikan dengan cuma-cuma.

Gue terlahir dari keluarga yang sederhana. Dari kecil gue bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek, mungkin ini timbul gara-gara gue nonton TV tentang rumah-rumah. waktu itu gue di bully temen-temen gue karena cita-cita gue yang mereka pikir nggak mungkin akan terjadi. And now, iam bachelor degree of Architecture dengan pengahargaan cumlaude, dan bahkan gue lulus dengan nilai Tugas Akhir terbaik di periode gue. Itu bukan karena gue hebat, seperti cerita korban bullying yang akhir-akhir ini lagi hits, mereka di bully namun nggak menyerah dan menjadikannya reason untuk membuktikan kepada para pembully bahwa mereka bisa more sukses than them. Iam totally not like that, aku g sekuat itu dan sama sekali nggak sepintar dan sehebat mereka. Semuanya karena Tuhan. Aku tu Cuma bisa nangis dikaki Tuhan, aku tu nggak punya kehebatan dan kekuatan apa-apa. Semuanya karena belas kasihan dari sang Pencipta yang kakinya selalu basah kuyup gara-gara kegembenganku.
Another story, sewaktu kuliah kita kan sering nih cerita sama temen-temen, mau kemana / kerja dimana kita setelah lulus. Gue dulu waktu kuliah pingin kerja di Konsultan BUMN. Dan bener abis lulus gue keterima kerja di satu-satunya konsultan BUMN di kota Semarang. Ini terjadi 100% juga karena kemurahan Tuhan.
Dan gue juga punya mimpi untuk kerja di developer , agar bisa belajar tentang developer, karena gue punya mimpi untuk membuka developer sendiri one day. Dan Tuhanpun kasih gue bekerja di sebuah perusahaan developer perumahan elit dikota semarang, yang harganya bener-bener nggak masuk diakal. Some day gue akan cerita tentang experience ku kerja disana.

Setelah gue diingetin sama Tuhan, gue jadi sadar bahwa gue nggak boleh jadi orang punya habbit ngeluh. Mau dikasih apapun sama Tuhan, dikasih semua yang gue mau sekalipun kalau gue punya habbit ngeluh ya madupun rasanya pait, karena yang salah bukan madunya, tapi lidah gue yang pait. Kenapa lidah gue pait, karena gue lagi sakit. Orang kalo lagi sakit dikasih makan apapun, semahal dan seenak apapun ya rasanya sama, PAIT. Tuhan itu selalu ngasih dan ngasih, tapi kita selalu ngerasa apa yang kita dapet itu nggak bener, itu tandanya kita lagi sakit. Sembuhin dulu jiwa kita, dengan minta ampun dan minta Tuhan nyembuhin.
Jadi kalo sekarang lu ngerasa kayak diposisi gue, ngerasa nggak ada yang bener, temen-temen kantor/lingkungan lu fake, orang tua kok yakitin, kerjaan/ study nggak jelas, pasangan malah bikin sakit hati, semua nggak ada yang bener. Coba deh lu inget lagi, mereka itu ada karena lu minta sama Tuhan, mereka itu gift, yuk buka kacamata hitam yang nempel dimata, nanti pelanginya baru bisa kelihatan.


Semoga kita semua bisa bertanggung jawab atas kehidupan yang udah Tuhan kasih. Jadi besok di Alam Kekal kita nggak nyesel. God love us

No comments:

Post a Comment