Sepenting apa sih uang buatmu?
Kamu.
Iya kamu yang lagi baca
tulisanku.. hehe
Pertanyaan berikutnya, punya uang nggak kamu? Dan mau uang
nggak kamu? Mau?? Beneran mau?? Klik dibawah ini. (itu mah tulisan di blog
sebelah, mau di klik sampe gila ya nggak bakal keluar duitnya)
Aku nulis ini bukan untuk bagi-bagi uang buat kamu (jangan
kecewa ya, dan jangan di close buru-buru, kali aja bermanfaat). Disini aku mau
berbagi cerita hidupku, tentang uang.
Tulisan ini berbau pribadi dan sensitif ya, pribadi karena aku
nggak pernah share hal ini kecuali sama Tuhan, jadi disini tokoh nya ya aku dan
yang terdekat denganku, dan senstif ini masalah duit, (just kidding hehe) sensitif karena mungkin ditulisan ini kalian bakal menganggap aku freak
or over religious dan nggak masuk akal. Emang Bener. Emang hidup gue nggak masuk
akal dunia.
Malem ini aku ngecek saldo di rekeningku, Praise God aku
udah gajian. Beberapa hari belakangan ini aku
kepikiran tentang uang . kalau kalian baca tulisanku sebelumnya tentang kerja,
inti dari kerja apa sih? Cari uang kan, jadi bisa dikatakan kalau aku galau
tentang kerjaan, itu karena aku masih butuh duit. Kecuali kalo nggak kerjapun
aku bisa dapet uang, tulisanku tentang KERJA nggak akan pernah ada.
Beberapa hari yang lalu aku berpikir dan merenung, kenapa
kok nasib kerjaanku gini banget ya, bahkan aku sempet dipecat, pasti ada yang
nggak bener dalam hidup dan hatiku. Ini jadi perenungan berat di hatiku. Aku
tipikal orang yang kalau ada beban atau masalah, aku selalu curhatin sama
Tuhan, aku bawa dalam doa, aku baca kitab suci, dan aku dengerin kotbah-kotbah
pendeta (because iam Christian). Banyak hal yang nggak bisa aku share ke
manusia , pertama karena aku nggak percaya sama orang yang kedua aku nggak tau gimana
caranya, aku ngerasa lebih bebas share dengan Tuhan everthing what I feel, aku
ngerasa bisa lebih lega dan lebih jujur, walau aku nggak tau sebenernya Tuhan
komentar apa dari curhatanku.
Nah disaat aku baca kitab suci, kok tau-tau rasanya jadi fokus sama
ayat tentang persembahan, dan ini
seirama dengan kotbah yang aku denger, tentang persembahan. Nah lho, mungkin
ini kesalahanku, aku terlalu pelit sama Tuhan, aku pelit sama Pemberi dari
semua yang aku dapet. Dulu waktu awal kerja, aku ngasih persembahan sulungnya
nggak yang terbaik, nggak terbaik itu maksudnya aku dapetnya berapa, tapi
ngasih nya berapa. Padahal kan Tuhan bilang, persembahan sulung adalah
persembahkanlah yang terbaik. Dan yang aku lakukan, malah yang terbaik buat aku (dalam
hal ini terbaik bagiku adalah yang banyak), dan yang dikit buat Tuhan. Jadi aku
memberikan korban persembahan tapi nawar ke Tuhan. Begini ceritanya, waktu pertama
masuk kerja, aku masuk di pertengahan bulan, dan aku gajiannya di rapel dibulan
berikutnya, jadi langsung dapet 1,5 bulan gaji, nah yang aku persembahin Cuma yang ½
bulan gaji. Sebenernya secara manusiawi, gaji pertamaku itu yang setengah
bulan khan? bener kan? Yang bilang bener, berarti pelit. Sama kayak aku.. hehe.
Sebenernya ini bukan perkara bener atau salah, tapi perkara hati, lu mau ngasih
yang terbaik buat Tuhan atau buat diri lu sendiri. Seorang pernah bilang, banyak
sedikitnya persembahan itu bukan dari seberapa banyak nominal yang kita kasih,
tapi seberapa banyak yang sisa buat diri kita sendiri.
Lanjut ya, akhirnya tadi
di atm, aku berikan semua (100%) gajiku sebagai
persembahan, di atm uangku sekarang cuma tinggal sekitar 100 ribuan, dan aku nggak tau itu bisa diambil apa nggak.
Kalian mau tau rasanya? Mau tau Berat nggak melakukannya?
IYA! Berat banget!!
Waktu aku ngelihat angka itu, rasanya eman-eman, mau mencet
nominal transfer ragu-ragu, bahkan hamper nangis. Aku juga butuh uang, aku
punya kebutuhan yang harus aku penuhi, aku punya cicilan, aku punya keinginan.
But I did it guys!! Praise God
aku transfer uang itu ke TSOL (The School Of Life) suatu
tempat yang menampung orang-orang yang dibuang. Iya dibuang dengan sengaja.
Isinya orang-orang gila, cacat dan anak yang tidak diingini kelahirannya, dan
kamu tau siapa pendirinya? Siapa yang bertanggun jawab ngebiayain makan
dan tempat tinggal, bahkan sekolah mereka? Seorang wanita buta!
Setelah memberikan persembahan, rasanya lega banget, hati
rasanya adem, feel better. Aku jadi ngerasa damai, nggak over wooried lagi. Tau
nggak sih saat kita memutuskan untuk memberikan/ melepaskan sesuatu yang
penting atau sangat penting dari hidup kita, kamu akan merasa pasrah dan
berserah karena kamu tahu kamu nggak punya apa-apa lagi ditanganmu. Dan hanya
ngelihat Tuhan,dan bilang terserah Engkau saja Tuhan, Engkau yang punya hidupku.
Dan aku jadi nggak merasa terikat dengan uang, nggak terikat
dengan uang itu sama aja nggak terikat dengan dunia. You know why? Karena didunia
ini uang, uang, uang masih menjadi bosnya. Orang rela lakuin apapun demi dapet
uang. Siapa punya uang, dia yang jadi bos nya.
Sekarang Jadi merasa rebih rileks. Mungkin sedikit demi
sedikit aku akan melepaskan apa yang aku cintai, apa yang aku genggam terus,
sampai hanya tangan Tuhan saja yang aku pegang erat, bukan berkat-berkatnya
yang aku jadikan pegangan, tapi tangan-Nyalah yang aku jadikan pegangan dalam
hidupku.
Semoga persembahanku ini berkenan di hati Tuhan.. AMIN.